LAPORAN
KERJA PRAKTIK
PADA BALAI BESAR
METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH I MEDAN
Oleh
:
PEBRI
PRATAMABANCIN
NIRM.2015020506
PROGRAM
STUDI SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
INFORMATIKA DAN KOMPUTER
TRIGUNA DHARMA
MEDAN
2018
Puji dan syukur di panjatkan atas kehadirat Allah SWT Yang
telah melimpahkan rahmat dan berkatNYA kepada
penulis, tak lupa pula shalawat dan salam kepada junjungan Rasullullah SAW, sehingga
penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan
Kegiatan Kerja
Praktik pada tanggal 09 Juli 2018
sampai dengan 10
Agustus 2018 di kantor Balai Besar Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan tepatnya dibagian Bidang Data dan
Informasi. Penulisan laporan kerja praktik lapangan ini sangat penting kerena salah satu tugas yang
wajib diselesaikan oleh mahasiswa/i program studi Strata satu (S1), apabila telah
selesai melaksanakan kerja praktik.
Dalam penulisan laporan kerja praktik ini, penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Mungkin hal ini
karena terbatasnya kemampuan penulis. Tetapi demikian, pada kesempatan ini
penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk menyusun laporan kerja praktik
ini dengan sebaik-baiknya sesuai kemampuan penulis. Penulis minta maaf
sebelumnya apabila terdapat kesalahan kata atau penulisan pada laporan kerja
praktik ini.
Dalam penyusunan kerja praktik ini, penulis juga banyak
menerima bantuan dan bimbingan baik dari dosen pembimbing maupun semua pihak
yang terkait dalam penulisan laporan kerja praktik, maka pada kesempatan ini
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Rudi Gunawan, SE., M.Si, selaku Ketua STMIK Triguna Dharma.
2.
Bapak Zulfian Azmi, ST.,
M.Kom., selaku
Wakil Ketua I STMIK Triguna
Dharma.
3. Bapak
Marsono, S.Kom., M.Kom, selaku, Ketua Program Studi S1 Sistem Informasi STMIK
Triguna Dharma.
4. Bapak
Iskandar Zulkarnain, ST., M.Kom, selaku Dosen Pembimbing kerja praktik di STMIK
Triguna Dharma, yang telah meluangkan waktu memberikan petunjuk kepada penulis
dalam menyelesaikan kerja praktik.
5.
Seluruh Dosen, Staf dan pegawai STMIK Triguna Dharma.
6.
Edison Kurniawan, S.Si, M.Si Sebagai Kepala Balai Besar
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan Sumatera Utara
yang telah berkenan memberikan kesempatan kerja praktik di BBMKG Wilayah I
Medan.
7.
Siti Mariyah Sebagai kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan.
8.
Surya Surbakti, S.Kom., sebagai Kepala Sub Bagian Persuratan
dan Kepegawaian Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I
Medan.
9.
Simon Sinaga, S.T., sebagai Kepala Bidang Observasi Balai
Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kerja praktik dalam
pembuatan laporan kerja praktik.
10. Lido Fanter ST, MT, yang telah
membimbing Penulis selama Kerja Praktik di Kantor Balai Besar Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan.
11. Seluruh Staf Pegawai Balai Besar
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan.
12. Kepada orangtuaku tercinta, Bapak
Kumpul Bancin terima kasih segalanya, terima kasih tak terhingga atas do’a dan
dukungan selama ini. Semoga Allah melimpahkan kebahagian dan kesehatan yang
berlipat. Kepada Ibu yang telah melahirkan dan membesarkan penulis, Ibunda
Nurmasdi Munte. Terima kasih atas doa dan kesabaranya.
13. Kepada adik-adik yang sangat
kusayangi, terima kasih karena telah menyayangiku tanpa syarat, memberi
perhatian dan pengertian.
Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan juga bagi siapapun yang membaca atau
memerlukannya.
Medan,
September 2018
Hormat
Saya,
PEBRIPRATAMABANCIN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 LatarBelakangKerjaPraktik........................................................ 1
1.2 TujuanKerjaPraktik.................................................................... 2
1.3 ManfaatKerjaPraktik.................................................................. 2
1.3.1 ManfaatBagiMahasiswa..................................................... 2
1.3.2 ManfaatBagiLembagaPendidikanSTMIKTrigunaDharma.3
1.3.3 ManfaatBagiInstansi.......................................................... 4
1.3.4 MetodePelaksanaanKerjaPraktik....................................... 5
1.3.5 LokasiKerjaPraktik............................................................. 6
BAB II GAMBARAN UMUM ................................................................. 7
2.1 GambaranUmumBMKG............................................................ 7
2.2
SejarahSingkatBMKG............................................................... 7
2.3 VisiBMKG................................................................................. 9
2.3.1 VisiBMKG......................................................................... 9
2.3.2 MisiBMKG........................................................................ 10
2.4 BentukLogoBMKG................................................................... 12
2.4.1 MaknaLogoBMKG............................................................ 12
2.4.2 ArtiLogoBMKG................................................................ 13
2.4.3
ArtiWarnaLogoBMKG...................................................... 13
2.5
FungsiDanKewenangan............................................................. 13
2.6
BalaiBesarMeteorologiKlimatologiGeofisikaWilayahIMedan.. 15
2.6.1 KedudukandanTugas......................................................... 15
2.6.2 DeskripsiJabatan................................................................. 16
2.7
StrukturOrganisasi..................................................................... 18
BAB III
PEMBAHASAN............................................................................ 19
3.1 Pengamatan................................................................................ 19
3.1.1
SangkarMeteorologi........................................................... 19
3.1.2
AlatPenakarHujan.............................................................. 20
3.1.2.1
AlatPenakarHujanTipeHellman................................ 20
3.1.2.2
AlatPenakarHujanTipeOmbrometer......................... 21
3.1.3
AlatPengukurPenguapan.................................................... 22
3.1.4
AlatPengukurLamanyaPenyinaranMatahari....................... 22
3.1.4.1
CampbellStokes........................................................ 22
3.1.5
AlatPengukurKecepatanAngin.......................................... 23
3.1.6
AutomaticWeatherStation(AWS)...................................... 24
3.1.7 CuacadanAwan.................................................................. 25
3.1.7.1 Cuaca........................................................................ 25
3.1.7.2 Awan........................................................................ 25
3.2 Pembahasan................................................................................ 28
3.2.1 Seismograph....................................................................... 28
3.2.2
SejarahPenemuanSeismograph........................................... 29
3.2.3
FungsiSeismograph............................................................ 31
3.2.4
PrinsipKerjaSeismograph................................................... 31
3.2.5
KomponenKomponenSeismograph.................................... 31
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kerja Praktik (KP)
Perkembangan teknologi informasi
berkembang sangat pesat, khususnya pada bidang informasi. Karena internet
mempermudah kita dalam pencarian informasi yang kita butuhkan. Pengaksesan
internet semakin cepat karena teknologi yang semakin canggih dan didukung
pengelolaan data secara cepat, tepat dan efesien serta ruang penyimpanan data
yang sangat baik, dengan demikian informasi yang kita butuhkan menjadi lebih
mudah untuk diperoleh dan mudah digunakan oleh setiap pemakai.
Dalam suatu Instansi, Perusahaan,
organisasi, lembaga serta lingkungan kerja lainnya, informasi merupakan salah
satu kebutuhan. Karena Informasi dapat menambah pengetahuan, membantu suatu
Instasi mengambil kesimpulan dan keputusan yang efektif dan efesien. Salah satu
informasi yang penting dari suatu Perusahaan atau Instansi Pemerintah adalah
tentang kepegawaian yang terkait dengan apa saja, termasuk dalam kelengkapan
data kepegawaian dan data dari Instansi tersebut. Mulai dari pangkat, jabatan,
cuti, pengajian, pengolahan kinerja dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
Instansi tesebut dan lain sebagainya.
Sebagai syarat kelulusan mahasiswa
program S1 Studi Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan
Komputer Medan diharuskan mengikuti Kerja Praktik (KP) dan harus menyusun
laporan kegiatan KP yang dinilai sebagai suatu tugas bagi mahasiswa yang
bersangkutan. KP bertujuan untuk mengenal lebih jauh tentang
pengolahan data pada suatu Instansi atau Perusahaan guna menambah pengetahuan
secara Praktik sehingga mahasiswa memperoleh pengalaman secara langsung.
Melalui kerja praktik yang dilakukan,
mahasiswa dapat memperoleh pengalaman praktis di dunia kerja serta dapat
melakukan pengkajian terhadap penerapan keilmuan dan teori yang diperoleh
mahasiswa selama proses pembelajaran di perguruan tinggi. Dalam
pelaksanaan kerja praktik, mahasiswa wajib memenuhi segala ketentuan yang diberlakukan
pihak Program Studi dan Instansi sebagai ketentuan dari kerja praktik.
Diantaranya adalah dalam pelaksanaan kerja praktik, mahasiswa harus mengisi
jurnal kegiatan yang telah ditentukan Program Studi sebagai dasar evaluasi
pelaksanaan kerja praktik.
1.2 Tujuan Kerja Praktik
Tujuan Kerja Praktik (KP)
adalah untuk melatih Mahasiswa/i agar dapat mengetahui sejauh
mana kemampuan Mahasiswa/i yang telah diperoleh dibangku perkulihan dan
membandingkanya ke dalam dunia kerja serta melatih kemampuan, disiplin,
tanggung jawab dalam melaksanakan tugas serta memberikan pengalaman kerja bagi
mahasiswa agar siap dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.
1.3 Manfaat Kerja Praktik
1.3.1 Manfaat Bagi
Mahasiswa
a. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program S1 di
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Triguna Dharma.
b. Dapat membangun jiwa disiplin, etika
baik dan santun.
c. Untuk meningkatkan dan memperluas keterampilan yang
membentuk kemampuan mahasiswa/i sebagai bekal untuk memasuki lapangan pekerjaan
sesuai dengan program studi yang dipilih.
d.
Agar mahasiswa/i
dapat berkomunikasi langsung secara baik dengan pegawai yang ada di perusahaan
sehingga pekerjaan yang diberikan dapat di lakukan dengan baik.
e. Mahasiswa/i dilatih untuk berdisiplin dengan cara mengikuti
segala peraturan yang ada di perusahaan.
f. Dapat membandingkan serta menerapkan konsep teori dan
praktek yang diperoleh dimasa perkuliahan.
g. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa/i untuk dapat
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dimasa perkuliahan.
h. Membina sikap disiplin kerja dilingkungan dunia kerja
maupun dilingkungan masyarakat.
i.
Sebagai sarana
pembanding yang akurat antara ilmu dan keterampilan yang diterima di
perkuliahan dengan yang di peroleh di dalam dunia kerja.
j.
Sebagai bekal untuk memasuki dan mengembangkan mental dan
sikap profesioanl dan disiplin kerja.
1.3.2
Manfaat Bagi Lembaga Pendidikan
STMIK Triguna Dharma
a. Terjalinnya hubungan baik antara
Kampus dengan Instansi yang terkait.
b. Membuka peluang penyaluran tenaga
kerja untuk mahasiswa yang berprestasi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
sekarang ini.
c. Kampus yang akan dikenal didunia
industri.
d. Dapat memperkenalkan STMIK Triguna
Dharma kepada masyarakat luas.
e. Meningkatkan kualitaas SDM (Sumber
Daya Manuasia) Mahasiswa Khususnya di Bidang S1 Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika Dan Komputer Triguna Dharma.
f. Memperbaiki persepsi umum tentang
Kampus Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Dan Komputer Triguna Dharma Medan khususnya di
bidang S1 Sistem Informasi.
g. Guna meningkatkan profesionalisme,
memperluas wawasan serta memantapkan pengetahuan dan keterampilan pengetahuan
dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan Ilmu khususnya di bidang jaringan.
1.3.3
Manfaat Bagi Instansi (Perusahaan)
a. Perusahaan atau instalasi merasa terbantu karena sebagian
tugas-tugas pegawai diberikan kepada mahasiswa/i yang melaksanakan Kerja Praktik (KP).
b. Perusahaan dapat membina kerjasama dengan lembaga
pendidikan dan memperkerjakan mahasiswa/i yang berpotensi dan berprestasi.
c. Perusahaan mendapatkan masukan dan saran yang dapat
berguna yang ada hubungannya dengan kegiatan rutinitas perusahaan dari
mahasiswa/i yang praktek ditempatnya.
d. Meningkatkan citra perusahaan.
e. Membantu dunia pendidikan agar dapat menciptakan mahasiswa/i
yang profesional, berkualitas dan berdisiplin tinggi.
f. Terciptanya kerja sama antar perusahaan dengan lembaga
pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang handal dan kompeten.
g. Meningkatkan hubungan antara dunia usaha dengan dunia pendidikan.
1.3.4
Metode Pelaksanaan Kerja Praktik
Dalam hal ini
langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data yang diperlukan demi
memaksimalkan keakuratan dan kebenaran informasi dalam pembuatan laporan kerja
praktik adalah sebagai berikut:
1.
Peninjauan, yaitu melakukan studi
lapangan atau kerja praktik dengan turut serta dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan pegawai BBMKG Wilayah I Medan.
2.
Pengamatan, yaitu melakukan
pengamatan langsung system yang sedang berjalan pada tempat pelaksanaan kerja
praktik kemudian mengukur sebarapa efisien yang sudah berjalan pada lingkungan
kerja praktik tersebut.
3.
Tekhnik Literatur, yaitu dengan
mengumpulkan berbagai sumber laporan kerja praktik milik senior-senior,
kemudian penulis jadikan sebagai bahan refrensi yang dapat menjadi acuan bagi
penulis dalam pembuatan laporan kerja praktik.
1.3.5
Lokasi Kerja Praktik
Adapun melakukan praktik kerja lapangan dilaksanakan
di Kantor BMKG Medan yang lokasinya berada di Jalan Ngumban Surbakti No. 15 Kec
Medan Selayang Kota Medan yang di tunjukkan pada gambar 1.
2
3
Gambar 1. Lokasi kantor BMKG
BAB
II
GAMBARAN
UMUM PERUSAHAAN
2.1
Gambaran Umum BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika di singkat dengan BMKG, sebelumnya bernama Badan meteorologi dan
geofisika disingkat dengan BMG adalah lembaga Pemerintahan Non Kementrian di
Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi,
klimatologi dan geofisika.
2.2
Sejarah Singkat BMKG
Sejarah pengamatan meteorologi dan
geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang
dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun
demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data
hasil pengamatan cuaca dan geofisika. Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan
perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi
pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau
Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada tahun 1879 dibangun jaringan
penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902
pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor.
Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen
horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen
vertikal dilaksanakan pada tahun 1928. Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi
pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa
meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.
Pada masa pendudukan Jepang antara
tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti
menjadi Kisho Kauso Kusho. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun
1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro
Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia
khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara, di Jakarta dibentuk
Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan
Tenaga Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih
oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche
Dienst.
Sementara itu, ada juga Jawatan
Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik
Indonesia, kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta. Pada
tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari
Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi jawatan Meteorologi
dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya,
pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi
Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala
Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia
with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah
namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen
Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan
Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun
1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya
tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara. Pada tahun 1972, Direktorat
Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan
Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan,
dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon
I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, tetap berada di bawah Departemen
Perhubungan. Terakhir pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46
dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terahir, melalui Peraturan Presiden
Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi
badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap
sebagai Lembaga Pemerintahan Non Departemen pada tanggal 1 Oktober 2009
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang
Yudhoyono.
2.3
Visi dan
Misi BMKG
2.3.1
Visi BMKG
Mewujudkan BMKG yang handal, tanggap
dan mampu dalam rangka mendukung keselamatan masyarakat serta keberhasilan
pembangunan nasional, dan berperan aktif di tingkat Internasional.
Terminology di dalam visi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Pelayanan informasi Meteorologi, Klimatologi,
kualitas udara, dan Geofisika yang handal ialah pelayanan BMKG terhadap
penyajian data, informasi pelayanan jasa Meteorologi, Klimatologi,
kualitas udara, dan Geofisika yang akurat, tepat sasaran, tepat guna,
cepat, lengkap dan dapat dipertanggung jawabkan.
b. Tanggap dan mampu dimaksudkan BMKG
dapat menangkap dan merumuskan kebutuhan stakeholder akan data, informasi, dan
jasa Meteorologi, Klimatologi, kualitas udara, dan Geofisika
serta mampu memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa.
c. Mendukung keselamatan dan
keberhasilan pembangunan nasional dimaksudkan bahwa data, informasi, dan jasa
yang di berikan oleh BMKG dapat di informasikan dan dapat dimanfaatkan oleh
berbagai sector pengguna jasa dan dapat meminimalkan kerugian akibat
bencana ataupun kegagalan pembangunan secara nasional.
d. Berperan aktif di tingkat internasional dimaksudkan
bahwa BMKG sebagai wakil Pemerintah Republik Indonesia wajib membawa nama
Bangsa dan Negara di kancah internasional dalam bidang Meteorlogi , Klimatologi,
kualitas udara, dan Geofisika.
Untuk mencapai visi tersebut BMKG sebagai institusi
pemerintah di bawah Presiden perlu mendapatkan dukungan dari institusi yang
saling terkait yang berdiri
dari pemerintahan, BUMN/BUMD, dan swasta serta masyarakat pengguna (Stakeholder).
2.3.2
Misi BBMKG
Dalam rangka mewujudkan Visi BMKG, maka diperlukan visi yang
jelas yaitu beberapa langkah-langkah BBMKG untuk mewujudkan Misi yang telah
ditetapkan yaitu:
a. Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi,
kualitas udara
dan Geofisika.
b. Meyediakan data, informasi dan jasa Meteorologi, Klimatologi,
kualitas udara dan Geofisika
yang handal dan terpercaya.
c. Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional di
bidang meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
Secara lebih rinci, maksud
dari pernyataan misi diatas adalah yaitu:
a. Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi,
kualitas udara dan Geofisika
artinya BMKG melaksanakan operasional pengamatan dan pengumpulan data secara
teratur, lengkap dan akurat guna dipakai untuk unsur Meteorologi, Klimatologi, kualitas
udara, dan Geofisika
guna membuat prakiraan dan informasi yang akurat.
b. Meyediakan data, informasi dan
jasa Meteorologi, Klimatologi, kualitas udara dan Geofisika
kepada para pengguna sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
tingkat akurasi tinggi dan tepat waktu.
c. Mengkoordinasi dan memfasilitas kegiatan sesuai dengan
kewenangan BMKG, maka BMKG wajib mengawasi pelaksanaan operasional, memberi
pedomateknis, serta peralatan Meteorologi, Klimatologi, kualitas udara dan geofisika sesuai dengan
peraturan yang berlaku
d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan internasional
artinya BMKG dalam melaksanakan kegiatan secara operasional selalu mengacu pada
ketentuan internasional mengingat bahwa fenomena meterologi, klimatologi,
kualitas udara dan Geofisika
tidak terbatas dan tidak terkait pada batas wilayah suatu Negara manapun.
2.4
Bentuk Logo
BMKG
Logo Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
berbentuk lingkaran dengan warna dasar biru, putih, dan hijau, di tengah-tengah
warna putih terdapat satu garis berwarna abu-abu dibawah logo yang berbentuk lingkaran
terdapat tulisan BMKG. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini
terdapat logo BMKG.
Gambar 2. Logo BMKG
Sumber : BMKG Wilayah I Medan
2.4.1
Makna Logo BMKG
Menggambarkan bahwa BMKG berupaya semaksimal mungkin dapat
menyediakan dan memberikan informasi Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika dengan mangaplikasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terkini dan dapat berkembang secara dinamis sesuai kemajuan zaman. Dalam
menjalankan fungsinya, BMKG berupaya memberikan yang terbaik dan penuh keikhlasan
berdasarkan pancasila untuk bangsa dan tanah air Indonesia yang subur terletak
di garis kathulistiwa.
2.4.2 Arti Logo
BMKG
1. Bentuk lingkaran melambangkan BMKG sebagai Institusi
yang dinamis.
2. 5 (lima) garis di bagian atas melambangkan dasar
Negara RI yaitu Pancasila.
3. 9(sembilan) garis di bagian bawah merupakan angka
tertinggi yang melambangkan hasil maksimal yang diharapkan.
4. Gumpalan awan putih melambangkan Meteorologi.
5. Bidang warna biru bergaris melambangkan Klimatologi.
6. Bidang warna hijau bergaris patah melambangkan
Geofisika.
7. 1(satu) garis melintang di tengah melambangkan garis
Kathulistiwa.
2.4.3. Arti Warna Logo BMKG
a. Warna biru diartikan keagungan/ketaqwaan,
b. Warna putih diartikan keikhlasan/suci,
c. Warna hijau diartikan kesuburan,
d. Warna abu-abu diartikan bebas/tidak ada batas
administrasi.
2.5
Fungsi Dan
Kewenangan
BMKG
mempunyai status sebuah Lembaga Pemerintahan Non Kementrian (LPNK), dipimpin oleh seorang kepala Badan.
BMKG mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang Meteorologi, Klimatologi,
kualitas udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan
Meteorologi Klimaologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi:
a.
Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum dibidang Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika.
b.
Perumusan kebijakan teknis di bidang Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika.
c.
Koordinasi Kebijakan, perencanaan dan program dibidang Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika.
d.
Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data
dan informasi di bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.
e.
Pelayanan data dan informasi dibidang Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika.
f.
Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat
berkenan dengan perubahan iklim.
g.
Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan dibidang
meteorology, Klimatologi, dan Geofisika.
h.
Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorology
Klimatologi, dan Geofisika.
i.
Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG.
j.
Pengelolaan barang milik/Kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawab
BMKG.
k.
Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika.
Balai besar Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) dipimpin oleh seorang kepala berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Presiden.
BMKG memiliki 4 deputi sebagai berikut:
a.
Deputi Bidang Meteorologi.
b.
Deputi Bidang Klimatologi.
c.
Deputi Bidang Geofisika.
d.
Deputi Bidang Instrumentasi, kalibrasi, Rekayasa dan Jaringan Komunikasi.
Balai
Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) memiliki 5 Balai Besar:
a.
Balai Besar Wilayah I Medan.
b.
Balai Besar Wilayah II Ciputat.
c.
Balai Besar Wilayah III Denpasar.
d.
Balai Besar Wilayah IV Makassar.
e.
Balai Besar Wilayah V Jayapura.
2.6
Balai Besar
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan
2.6.1 Kedudukan dan Tugas
a.
Organisasi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah I di tetapkan
dengan keputusan Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Nomor : KEP 005 tahun
2004 tanggal 5 Oktober 2004.
b.
Kedudukan Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah I adalah Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Meteorologi dan Geofisika yang berada
dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika.
c.
Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah I mempunyai tugas
melaksanakan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan analisis
dan prakiraan serta riset dan kerja sama kalibrasi dan pelayanaan meteorology,
klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
d.
Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, Balai Besar Meteorologi dan
Geofisika wilayah I secara administrative dibina oleh secretariat Utama secara
teknis operasional dibina oleh masing-masing deputi sesuai dengan bidang
tugasnya.
e.
Susunan Organisasi Balai Besar Meteorologi dan Geofisika wilayah I Medan
terdiri dari: Bagian Tata Usaha, Bidang Observasi, Bidang Data dan Informasi
serta kelompok Jabatan Fungsional.
f.
Dalam melaksanakan tugas teknis operasional sehari-hari, Balai Besar Meteorologi
dan Geofisika wilayah I yang meliputi Propinsi Nanggro Aceh Darussalam,
Propinsi Sumatera Utara, Propinsi
Sumatera Barat, Riau dan Riau Kepulauan.
2.6.2 Deskripsi Jabatan
Dalam
menyelenggarakan tugasnya, Balai Besar Meteorologi dan Geofisika Wilayah I
melakukan kegiatan umum sebagai berikut :
1. Koordinasi pengamatan, pengumpulan dan penyebaran
data, pengolahan, analisis dan prakiraan serta riset dan kerja sama di bidang
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
2. Penyusunan rencana dan program kegiatan balai besar.
3. Pelaksanaan riset dan kerjasama, serta pengamatan di
bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika.
4. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan prakiraan
wilayah serta penyebaran data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi,
kualitas udara dan geofisika.
5. Pemasangan, perawatan, kalibrasi dan perbaikan
peralatan meteorologi klimat
ologi kualitas udara dan geofisika
serta komunikasi stasiun-stasiun di wilayahnya.
6. Evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan balai.
7. Pelaksanaan urusan administrasi dan kerumahtanggaan
balai.
8. Pelaksanaan tugas dan kegiatan umum tersebut
diimplementasikan melalui penyediaan jasa guna mendukung keselamatan
penerbangan dan pelayaran, penanggulangan bencana alam, pengendalian pencemaran
udara, pembangunan pertanian dan pengadaan pangan, dan lain-lain.
2.7 Struktur Organisasi
Kelompok Jabatan Fungsional
|
Kepala balai Besar Meteorologi,
Klimatologi dan geofisika
|
Kepala Sub Bagian Keuangan dan
Perlengkapan
|
Kepala Sub Bagian Persuratan dan
Kepegawaian
|
Kepala Sub Bagian Instrumentasi dan
Kalibrasi
|
Kepala Sub Bagian Pengumpulan dan
Penyebaran
|
Kepala Sub Bagian Pelayanan Jasa
|
Kepala Sub Bagian Manajemen Data
|
Kepala Bidang Data Dan Informasi
|
Gambar 3. Struktur Organisasi BBMKG Wilayah I Medan
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Pengamatan
Dikantor Balai Besar Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan terdapat taman alat yang berfungsi
untuk menempatkan alat-alat klimatologi. Alat-alat yang terdapat ditaman alat
Kantor Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah I Medan
adalah :
3.1.1
Sangkar Meteorologi
Sangkar meteorologi dipasang dalam
taman alat-alat yang berbentuk seperti rumah. Dalam sangkar meteorologi
dipasang psychorometer standar, yang
terdiri dari 4 termometer. Selain itu alat dapat juga terlindungi dari radisai
matahari langsung (panas), hujan (dinding), dan debu sehingga data yang
diperoleh dapat akurat.
Gambar 4. Sangkar meteorologi tampak dalam
Sangkar meteorologi haruslah dibuat
dari kayu yang kuat agar tahan terhadap berbagai perubahan cuaca. Sangkar
sengaja dicat warna putih agar tidak banyak menyerap panas matahari. Sangkar
meteorology dipasang diatas tanah dengan ketinggian 120 cm. Kaki sangkar
sengaja dipasang beton agar kuat walaupun tertiup angin kencang. Pada dinding
sangkar ini dibuat rongga-rongga yang memungkinkan terjadinya aliran udara sehingga
temperature dan kelembapan dalam sangkar seimbang. Adapun pintu sangkar
menghadap ke utara dan keselatan. Hal ini dikarenakan agar alat yang ada
didalamnya tidak terkena radiasi matahari secara langsung. Jika matahari ada
diuadara khatulistiwa maka pintu yang menghadap ke selatan yang terbuka, begitu
juga sebaliknya.
Cara kerja :
Jika terdapat penurunan suhu udara
maka alkohol dalam reservoir akan menyumbat sehingga alkohol dalam pipa kapiler
ikut menggeser sesuai penurunan suhu udara saat itu. Bila suhu udara naik, maka
alkohol akan memuai, mengisi atau mendesak alkohol dalam pipa kapiler sehingga
permukaanya akan naik. Namun indeks akan tetap pada tempatnya. Bila suhu udara
turun lagi dan lebih rendh dari semula mka alkohol dalam pipa kapiler akan turun
dan lebih rendah dari yang semula. Sehingga alkohol dalam pipa kepiler akan
turun dan tingginya sesuai dengan angka yang ditujukan dalam suatu indeks.
3.1.2
Alat Penakar Hujan
Alat penakar hujan ada dua macam
yaitu alat penakar curah hujan tipe Hellman dan alat penakar curah hujan
Ombrometer.
3.1.2.1
Alat Penakar Hujan Tipe Hellman
Alat ini bekerja secara otomatis, tingginya 150 cm dari permukaan tanah.
Alat ini berfungsi untuk mengukur besarnya curah hujan dalam satu hari atau 24
jam dalam satuan (mm) pengamatan yang dilakukan dimulai pada jam 07.00 pagi.
Gambar 5.
Alat Penakar Curah Hujan Tipe Hellman
Cara kerja :
Pada saat terjadi hujan, air hujan
yang jatuh akan masuk kedalam mulut corong kemudian diteruskan dalam saluran
pelampung. Bila hujan berlangsung terus, maka pelampung akan terangkat
bersamaan dengan pena pencatat dan akan membentuk grafik pada kertas pias. Bila
pena pencatat telah menunjukkan angka 10 maka pena tersebut akan kembali
keangka nol begitu seterusnya sampai hujan berhenti. Apabila air dalam
pelampung telah penuh maka pada kertas pias akan terdapat dua garis yaitu:
3.1.2.2
Alat Penakar
Hujan Tipe Ombrometer
Alat ini bekerja secara
manual, terbuat dari aliminium yang bentuknya menyerupai sebuah tabung yang
berbentuk corong. Alat ini dicat putih atau cat perak untuk menghindari
pengaruh radiasi sinar matahari yang menyebebkan penguapan.
Cara kerja:
Saat terjadi hujan, yang
tercurah masuk dalam corong penakar air yang masuk dalam penakar dialirkan dan
terkumpul didalam tabung penampang. Pada jam-jam pengamatan, air hujan yang
tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang
tertampung jumlahnya melebihi kapasitas gelas ukur, untuk pengukuran dilakukan
beberapa klai hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.
.
Gambar 6.
Alat Penakar Curah Hujan Tipe Ombrometer
3.1.3
Alat Pengukur Penguapan
Penguapan adalah proses perubahan air manjadi uap. Uap air
diudara berasal dari penguapan air bumi. Alat pengukur penguapan ini adalah
Evaporation Pan ( OPEN PAN ). Alat ini berfungsi untuk mengetahui besarnya
penguapan radiasi langsung dari matahari.
3.1.4
Alat Pengukur Lamanya Penyinaran
Matahari
3.1.4.1 Campbell Stokes
Cambpbell stokes adalah alat
yang digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran matahari dalam satuan
jam/persen, lamanya penyinaran yaitu 12 jam. Sinar matahari yang ditangkap oleh
bola kaca yang sifatnya mengumpulkan sinar ketitik api yang tepat pada kertas
pias. Maka kertas itu akan terbakar apabila terjadi penerimaan radiasi sinar
matahari, dari berkas-berkas terbakar tersebut dapat menghasilkan suatu titik.
Cara kerja alat:
Pada saat matahari
bersinar cerah (yaitu intensitas radiasi sinar matahari sama atau lebih besar
dari 0,3 kalori). Sinar yang jatuh pada bola kaca akan dikumpulkan dan
difokuskan pada suatu titik dan diarahkan pada kertas pias. Kertas pias ini
akan menerima sinar dalam bentuk titik api dan meninggalkan bekas terbakar pada
kertas yang ada didalam cekungan logam tersebut. Pias tersebut dan bekas
bakaran inilah penanda cepat atau lamanya penyinaran matahari selama satu hari.
Gambar 7.
Campbell Stokes
3.1.5
Alat Pengukur Kecepatan Angin
Alat ini
berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin rata-rata. Alat untuk
mengukur arah angin ini dinamakan Wind Vane, sedangakan alat utuk mengukur
kecepatan angin disebut Anemometer. Anemometer adalah sebuah alat pengukur
kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang meteorologi dan geofisika atau
stasiun prakiraan cuaca. Alat ini pada dasarnya akan bekerja jika
angin bertiup, dari situlah kita dapat mengetahui berapa kecepatan angin dengan memperhatian
alat tersebut.
Gambar 8.
Anemometer dan Wind Vane
Cara kerja alat:
Mangkok akan berputar karena tertiup
angin dan akan berputar maka angka yang terdapat pada counter akan bertambah
bilanganya dari counter tersebut akan diketahui arah dan kecepatan angin
rata-rata dalam satuan km/jam.
3.1.6
Automatic Weather Station (AWS)
Automatic Weather Station
(AWS) adalah serangkaian sensor-sensor meteorologi yang disusun secara
terpadu dan secara otomatis mancatat data-data meteorologi (suhu, tekanan,
kelembapan, penyinaran matahari, curah hujan, angin) yang kemudian menghasilkan
pulsa-pulsa elektrik yang akan ditampung dan diubah dalam data logger sehingga
dapat ditampilkan pada layar computer atau translator.
Secara umum AWS
dipasang pada ketinggian 10 meter diatas permukaan tanah terbuka yang bebas
dari hambatan. Sensor cuaca mengirimkan data real time langsung kedisplay.
Pencatatan pada data cuaca dapat diprogram sesuai kebutuhan, umumnya pencatatan
data setiap 10 menit sekali. Data yang tersimpan didata logger dapat dipanggil
menggunakan data collect (pengambilan data dari data logger kecomputer). Dalam
AWS selain menggunakan listrik, juga menggunakan tenaga solar sel. Sehingga
listrik padam, AWS tetap digunakan.
Tujuan
Penggunaan AWS:
1.
Menambah kapadatan jaringan yang ada dari data yang
tersedia.
2.
Mensuplay data cuaca diluar jam pengamatan.
3.
Membantu pada obsever pemula mengurangi human errors.
4.
Memperkecil biaya operasi, karena sedikit menggunakan tenaga
obsever.
3.1.7
Cuaca Dan Awan
Negara indonesia mengalami dua musim yang datang silih
berganti, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Sementara itu, Negara-negara di
Benua Eropa umumnya memiliki empat musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim
dingin, dan musim semi. Pergantian musim tak lepas dari pengaruh cuaca.
3.1.7.1 Cuaca
Cuaca adalah keadaan udara pada satu wilayah tertentu dalam jangka waktu
terbatas. Cuaca berbeda dengan iklim. Iklim adalah suhu rata-rata udara dalam
waktu lama pada daerah yang sangat luas. Ilmu yang mempelajari iklim disebut
klimatologi. Cuaca disebabkan oleh perubahan udara disekeliling bumi saat udara
memanas atau mendingin.
3.1.7.2 Awan
Awan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap keadaan cuaca. Awan
dapat memberikan petunjuk tentang keadaan cuaca pada beberapa jam atau beberapa
hari mendatang. Salah satu hal yang diamati untuk mengetahui kondisi cuaca
adalah bentuk awan. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi,
seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang.
Tetesan embun titik air cenderung efisien menyebarkan cahaya, sehingga
intensitas radiasi matahari berkurang dengan kedalaman arah ke gas, maka
warna
abu-abu atau bahkan gelap kadang tampak didasar pada awan. Awan terlihat
lebih gelap didekat inframerah karena air menyerap radiasi matahari pada saat
panjang gelombang.
Adapun system pengolahan data Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika Wilayah I
Medan. dapat di deskripsikan menggunakan flowchart. Berikut uraian dan simbol,
nama dan fungsi flowchart.
No
|
SIMBOL
|
NAMA
|
KETERANGAN
|
1.
|
|
Proses Data
|
Simbol proses digunakan untuk
mewakili suatu proses
|
2.
|
|
Input / Output
|
Simbol input output digunakan
untuk mewakili data input output
|
3.
|
|
Simbol Garis Alur
|
Simbol garis alur diguna kan
untuk menunjukkan arus dari proses
|
4.
|
|
Simbol
Penyimpanan
|
Simbol untuk menyimpan data ke
dalam komputer
|
5.
|
|
Simbol Titik Terminal
|
Simbol Titik Terminal di
gunakan untuk menunjuk kan awal dan akhir dari suatu proses
|
6.
|
|
Simbol Decicion
|
Simbol Decicion untuk
pengambilan keputusan
|
Tabel 1. Klasifikasi Besaran Gempa
Flow Of Document (FOD)
Sistem Informasi Pengusulan Data AWWS BMKG
Balai BMKG Wilayah I Medan
|
Stasiun
Geofisika Tuntungan
|
Pengolahan
Data AAWS oleh Balai BMKG
|
Output
data AAWSoleh Balai BMKG
|
|
|
Gambar 9. Flowchart Input dan
Output Data AWWS BMKG
Keterangan :
1.
Dimulai dari
Data Automatic Agroclimate and Weater Station (AAWS)
2.
Setelah data
Balai BMKG Wilayah I Medan di input, maka dari itu langkah selanjutnya data
Balai Wilayah I Medan di proses dalam Komputer.
3.
Langkah
selanjutnya data Balai BMKG Wilayah I
Medan yang sudah di proses oleh komputer dikirim Stasiun Geofisika Tuntungan.
4.
Setelah Data
AAWS yang di kirim Balai BMKG Wilayah I Medan ke Komputer, langsung data AAWS
kembali di Proses di kantor Stasiun Geofisika Tuntungan untuk mendapatkan data
yang Valid.
5.
Jika data yang
di proses tidak sesuai maka data tersebut dikembalikan ke Balai BMKG Wilayah I
Medan untuk di proses kembali. Apabila data benar maka langsung di simpan ke
komputer yang selanjutnya akan di jadikan sebagai arsip.
6.
Setelah data
disimpan ke komputer maka Proses telah selesai / Finish.
3.2 Pembahasan
3.2.1
Seismograph
Seismograph juga sering disebut dengan kata sebutan
sismometer. Sismometer berasal dari bahasa Yunani: seismos gempa bumi dan metero:
mengukur. Menurut Giancoli (2001 : 78)
menyatakan : “Secara umum seismograph adalah alat atau sensor getaran,
yang biasa digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan
tanah”. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismograph.
Ada beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan
gempa bumi. Skala Mercalli, Omori, Cancani dan Skala Richter, namun skala
richter adalah yang paling popular untuk mengukur kekuatan gempa bumi yang
disebut dengan magnitude (M).
Berdasarkan skala-skala ini orang dapat mengenali kekutan gempa yang pada
akhirnya berguna untuk mengantisipasi seperti desain konstruksi bangunan jalan
raya. Alat ini sangat sensitif terhadap gelombang seismik.
3.2.2
Sejarah Penemuaan Seismograph
Menurut Asti (2009:89), “Seismograph pertama kali ditemukan
oleh Zhang Heng seorang astronom, matematik, egineer dan pelukis pada masa pemerintahan
Dinasti Han awal abad kedua. Pada masa itu Zhang Heng tidak mengatakan dengan
pasti bagaimana sebuah gempa diukur dengan satuan skala richter (skala richter
belum ditemukan sampai 1935), tapi tetapi tercatat berhasil menciptakan
detektor gempa pertama kali di dunia yaitu seismograph.
Menurut refrensi Indra, pada zaman Dinasti Han Timur
Tiongkok, sering terjadi gempa bumi di ibukota Luoyang dan daerah sekitarnya.
Menurut catatan buku sejarah, selama 59 tahun dari tahun 89 hingga 140, pernah
terjadi 30 kali gempa bumi di daerah tersebut. Maka rakyat setempat sangat
takut. Kemudian seorang ilmuwan bernama Zhang Heng melakukan penelitian bidang
gempa bumi tersebut. Akhirnya pada tahun 132 M, Zhang Heng berhasil membuat
alat pertama yang dapat meramalkan gempa bumi di Tiongkok bahkan seluruh dunia
dan dinamakan “Seismograph”.
Seismograph itu yang dibuat dari perunggu berbentuk seperti
guci yang ditengahnya terdapat batangan tembaga dan diluarnya terdapat 8 ekor
naga dikepalanya tersambung pada 8 batang tembaga tipis yang menghadap ke
arah-arah timur, selatan, barat, utara, timur laut, tenggara, barat laut dan
barat daya.
Didalam mulut setiap naga terdapat bola tembaga kecil,
dibawah kepala setiap naga mendekam seekor katak tembaga, mereka semua membuka
mulut besar-besar, yang sewaktu-waktu dapat menyambut bola tembaga kecil
besa-besar, yang sewaktu-waktu dapat menyambut bola tembaga kecil yang
dilontarkan dari mulut naga.
seandainya terjadi gempa bumi, maka batang tembaga
seismograph itu akan condong ke arah asal gempa bumi tersebut, kemudian
menggerakkan kepala naga dan naga yang berada di arah itu akan membuka lebar
mulutnya, maka bola tembaga kecil itu akan keluar dari mulut naga tersebut dan
jatuh kedalam mulut katak yang justru mendekam di bawahnya. Dengan demikian,
akan diketahui di mana terjadinya gempa bumi.
Beberpa abad kemudian pada tahun 1855, Luigi Palmieri dari
italia merancang sebuah seismometer merkuri. Seismometer buatan Palmieri ini
memiliki tabung berbentuk U diisi dengan merkuri dan disusun di sepanjang
titik-titik kompas.
Kemudian pada tahun 1880, john milne seorang ahli seismologi
dan geogologi berkebangsaan Inggris menemukan seismograph modern pertama. Alat
ini merupakan sebuah seismograph pendulum horizontal sederhana, sebuah mesin
yang mencatat getaran yang terjadi dengan gerakan tiba-tiba di sepanjang garis
patahan bumi. Dia juga pertama kali mempromosikan pembangunan stasiun
seismologi.
Setelah Perang Dunia II, seismograph pendulum horizontal itu
dikembangkan lagi menjadi Press-Ewing seismograph. Alat ini dikembangkan di
Amerika Serikat dan digunakan untuk merekam periode panjang gelombang.
Seismograph ini kemudian digunakan secara meluas di seluruh dunia hingga saat
ini. Sebuah mesin mencatat getaran yagadshjng terjadi dengan gerakan tiba-tiba
disepanjang garis patahan bumi.
3.2.3
Fungsi Seismograph
Untuk mencatat getaran bumi pada arah mendatar. Pada
seismograph ini massa stasioner digantung dengan sebuah tali. Dibagian bawah
terdapat jarum dan ujungnya menyentuh rooll pita, yang selalu berputar searah
jarum jam. Tiang penopang roll pita, yang selalu berputar selalu berputar
searah jarum jam. Tiang penompang roll
pita terpancing pada tanah. Pada waktu terjadi gempa, roll pita
bergetar, sedang massa stasioner dan jarum jam tetap. Maka terbentuklah goresan
pada roll pita tersebut yang disebut seismograph.
3.2.4
Prinsip Kerja Seismograph
Prinsip dari seismograph analog yaitu jika seismometer
mendeteksi suatu getaran, maka seismometer akan mengirimkan sinyal kesebuah
amplifier untuk penguatan sinyal. Sinyal akan dikuatkan sebesar 56.000 kali
dari sinyal awal. Setelah itu, sinyal akan diberikan kesebuah perangkat drum
recorder terdapat perangkat elektronik tambahan yang dapat mengatur pergerakan
jarum perekam dan kecepatan putar drum.
3.2.5
Komponen-Komponen Seismograph
Menurut Olivia N. Harahap (1994:93)
: “Seismograph adalah sebuah alat elektronika yang berfungsi sebagai pencatat
gempa bumi. Dalam sebuah seismograph terdiri dari beberapa bagian, yaitu sebuah
sensor, amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC, Time System, Recorder dan
tentunya power supply. Gabungan antara amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC
dan time system biasa disebut dengan Digitizer. Alat ini dapat mencatat gempa
komponen vertikal dan komponen horizontal. Getaran yang pertama direkam seismograf
adalah gelombang tubuh (body wave).
3.2.6
Cara Menggunakan Seismograph
Seismograph horizontal dan vertical,
mempunyai tugas masing-masing. Seismograph horizontal bertugas untuk mengukur
atau mencatat getaran bumi pada arah horizontal. Sedangkan seismograph vertikal
untuk mencatat getaran bumi pada vertikal. Mengetahui getaran yang dirasakan
yaitu dengan pendalar, dengan adanya pendalar tersebut dapat mengetahui
seberapa besar tekanan yang diberikan oleh getaran tersebut.
Menurut Paz (1996:23) : “Cara kerjanya
adalah apabila pada masa stasioner dipasang pena tajam dan ujung pena itu
disinggungkan pada benda lain yang dipancangkan di tanah, maka pada saat bumi
bergetar, akan terjadi goresan antara masa stasioner dan benda tersebut.
Goresan tersebut merupakan wujud dari gambaran getarri goresan bumi. Dari
goresan-goresan itu para ahli dapat membaca tekanan frekuensi suatu gempa”.
3.2.7
Klasifikasi
Besaran Gempa
Besaran (magnitudo) gempa yang didasarkan pada amplitude
gelombang tektonik dicatat oleh seismograph dengan menggunakan skala ritcher.
Selain itu, ada massa yang bebas sari getaran gempa yang disebut massa
stasioner. Cara kerjanya : apabila pada massa stasioner tadi dipasang pena
tajam dan ujung pena itu disinggungkan pada benda lain yang dipancangkan di tanah,
maka pada saat bumi bergetar, akan terjadi goresan antara massa stasioner dan
benda tersebut. Goresan tersebut merupakan wujud dari gambaran getaran bumi.
Dari goresan-goresan itu para ahli dapat membaca tekanan dan frekuensi suatu
gempa. Perlu diingat bahwa magnitudo gempa tidak hanya memakai tekhnik richter,
kadang-kadang terjadi kesalah pahaman dalam pemberitaan dimedia sehingga tidak
sama.
Skala
|
Ciri-ciri
|
2,0 - 3,4
|
Tidak
terasa, tapi terekam seismograph
|
3,5 – 4,2
|
Hanya
terasa oleh beberapa orang
|
4,3 – 4,8
|
Terasa
oleh banyak orang
|
4,9 – 5,4
|
Terasa
oleh semua orang
|
5,5 – 6,1
|
Sedikit
merusak bangunan
|
6,2 – 6,9
|
Merusak
bangunan
|
7,0 – 7,3
|
Rel kereta
api bengkok
|
7,4 – 7,9
|
Kerusakan
hebat
|
8,0
|
Kerusakan
luar biasa
|
|
|
|
Tabel 2. Klasifikasi Besaran Gempa
3.2.8
Kelebihan Seismograph
Karena seismograph lama terdiri dari 2 macam yaitu
Seismograph horizontal bertugas untuk mengukur atau mencatat getaran bumi pada
arah horizontal. Sedangkan seismograph vertikal untuk mencatat getaran bumi
pada vertikal.
3.2.9
Kekurangan Seismograph
Alat ini tidak mampu membuat catatan, karena tangkai alat
pencatat bisa mengalami kerusakan dan dan alat ini harus selalu didekatkan
dengan lokasi getaran. Jadi, ada peraturan memasangnya pada saat getaran besar
terjadi, harus melalui beberapa pertimbangan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini, penulis akan menarik
kesimpulan dan memberikan saran dari pembahasan-pembahasan yang telah penulis
uraikan atau pun yang tidak diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Setelah melaksanakan
Kerja Praktik (KP) pada STMIK Triguna Dharma.
4.1 Kesimpulan
Program Kerja Praktik merupakan program
yang wajib diikuti oleh Mahasiswa/i Strata I STMIK Triguna Dharma, karena mata
kuliah ini merupakan bagian dari keseluruhan kurikulum yang berlaku dan memiliki
peran penting dalam pembentukan sikap dan mental lulusannya dengan orientasi di
bidang masing-masing.
Dengan telah selesainya penulis
melaksanakan Kerja Praktik (KP) di STMIK Triguna dharma, yang berlangsung sejak
tanggal 09 Juli s/d 10 Agustus, 2018. Semoga dapat menjadi pembelajaran bagi penulis dalam
dunia kerja kelak. Adapun kesimpulan dari penulisan
Laporan Kerja Praktik ini adalah:
1.
STMIK Triguna
Dharma adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi yang berorientasi kepada
sistem pendidikan profesional yang menekankan pada pembentukan keahlian dan
kopetensi dalam menangani pekerjaan-pekerjaan di bidang tertentu untuk
menghasilkan tenaga kerja terdidik yang siap pakai pada bidangnya.
2. Kerja praktik (KP) dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab mahasiswa/i terha
dap tugas-tugas
yang diberikan karena mahasiswa/i harus menjaga kepercayaan yang diberikan oleh
pihak perusahaan dalam melaksanakan suatu pekerjaan, serta mahasiswa/i dapat
mengevaluasi kemampuan menghadapi dunia usaha.
3. Kerja Praktik (KP) sangat berguna untuk mendidik
mahasiswa/i menjadi tenaga kerja yang terampil dan handal karena di dalam Kerja
Praktik (KP) mahasiswa/i menghadapi permasalahan secara langsung dan nyata.
4.2 Saran
Setelah melakukan kerja praktik, maka penulis menyampaikan beberapa
saran yang mungkin diperlukan bagi instansi tersebut, yaitu:
1.
sebagai salah satu Instansi Pemerintahan sebaiknya
hubungan BBMKG Wilayah I Medan dengan STMIK Triguna Dharma semakin di
tingkatkan dalam bentuk kerja sama
yang saling membangun sumber daya manusia yang baik khususnya mahasiswa/i dan
pegawai.
2. hendaknya memberikan fasilitas dan pembelajaran yang
dibutuhkan oleh anak yang sedang melakukan kerja praktik.
3. menerima
bekerja mahasiswa kerja praktik yang terbaik.