Selasa, 19 Mei 2020

Pejuang Dari Tanah Pakpak

                                
250

                        Oleh : Pebri Pratama Bancin


Di sebuah desa tinggal lah sebuah keluarga yang kurang mampu, arihta dan adik adiknya tinggal bersama ibu dan ayahnya, mereka dibilang jauh dari rasa cukup.  Setelah arihta tamat sma dia berniat untuk melanjutkan kuliah sementara adiknya 3 orang masih bersekolah. Dikarenakan juga biaya tidk ada. Sedangkan ayah arihta hanya sebagai  petani gambir
            Disuatu malam hendak mau tidur, arihta pun terbenak dalam hatinya ingin melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi ataupun kuliah lagi demi merubah perekonomian dikeluarganya, dan dia pun merasa bimbang apakah kedua orang tuanya mampu untuk membiayai kuliahnya,apalagi ayahnya hanya lah seorang petani gambir, yang tak tentu pendapatanya  yang didapat.
            Namun karena keinginan arihta  yang mengebu gebu ia ingin menyampaikan kepada ibu dan ayahnya, tpi ia merasa takut apakah usulan yg disampaikan arihta itu  diterima oleh ibu dan ayahnya.
Namun ia pun memaksakan dan memberanikan diri untuk mengungkapkan kepada ayah dan ibunya.
            Pasa saat setelah usai makan malam seperti biasanya ibu, ayah arihta dan bersama ke tiga adiknya biasa bercerita keseharian mereka disekolah..namun tiba tiba arihta pun memberanikan diri kepada ibu dan ayahnya untuk bicara. “ Arihta : “ibu ayah… arihta ingin sekali melanjutkan pendidikan kuliah arihta kekota, bagaimana usul dan saran ibu dan ayah..apakah ayah dan ibu sependapat dengan arihta…(sambil tertunduk ) mendengar perkataan arihta itu ayahnya pun spontan marah besar kepada arihta dan berucap kepada arihta Ayah: (apakah kamu (arihta) tidak melihat adik adikmu ini masih bersekolah.. kamu(arihta) hanya mementingkan diri mu sendiri..apa kamu(arihta) tidak melihat kondisi kita..ayah hanya petani gambir untuk makan aja kita pas pasan ucaap ayah arihta. dan Arihta pun diusir dari rumahnya oleh ayahnya karena ucapan nya Arihta membuat ayahnya merasa marah besar)
            Mendengar ucapan ayah nya itu, Arihta merasa sedih dan ia pun menagis tersedu-sedu. Dan seketika ibunya pun datang menghampiri Arihta. Singkat cerita arihta pun menceritakan keinginannya untuk melanjutkan kuliah nya kepada ibunya  malam itu. mendengar semua ucapan Anaknya (arihta) Ibunya arihta pun merasa sedih mendengar keinginan anaknya itu lantaran ketidak adaan biaya lantaran ayahnya arihta pun enggan setuju melanjutkan kuliahnya. Dan malam itu juga sebelum Arihta pergi dari rumah ibunya arihta pun memberikan cincin emas secara diam diam untuk bekalnya merantau.
             Singkat cerita Arihta pun tiba di rantau. Di perantaun Arihta pun mati-matian bekerja untuk bisa kuliah dan bisa memenuhi kebutuhan nya sehari hari. Paginya Arihta Kuliah, Malam dia bekerja, segala jenis pekerjaan dia lakukan agar bisa memenuhi uang kuliahnya. Bahkan ia rela jadi tukang becak demi menyelesaikan kuliahnya.dan pada ahirnya tak terasa 4 Tahun pun berlalu dan ia pun segera menyelesaikan studinya, dan ia pun dinyatakan lulus sarjana. Dan tidak lama kemudain ia pun mendapatkan pekerjaan yang mapan dari hasil kerja kerasnya yang selama ini tanpa kenal lelah  dan ia pun menjadi orang sukses. Dan ia pun berniat kembaki pulang kekampung halamanya untuk menjemput kedua orang tuanya dan ketiga adiknya. Setiba dikampung ia ternyata mendapati ibunya sudah tiada. Dan ahirnya ia pun dibawa oleh ayah ketiga adiknya kepemakaman ibunya dan tepat didepan makam ibunya ia pun membeli cincin untuk menggantikan cincin yang pernah diberikan oleh Ibunya Arihta.

TAMAT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pejuang Dari Tanah Pakpak

                                                         Oleh : Pebri Pratama Bancin Di sebuah desa tinggal lah sebuah keluarga ...