Kamis, 27 September 2018

KISAH PENJUAL GALON AIR



            Tepat 1 tahun marcel tinggal dirumah pak simon. Setelah pulang kuliah marcel pun menjalankan kegiatannya seperti hari hari biasanya yaitu mengantar galon langganan pak simon. Hari hari itu pun dilalui dengan senang hati. Berbeda dengan anak semata wayang pak simon sebut saja namanya Rena. Yang hanya datang kerumah sesuka hatinya. Dengan kebiasaanya itu pak simon pun enggan menegurnya karena sudah sering kali di peringatinya bahwa ia jangan datang larut malam.
            Waktu demi waktu pun berlalu, kebetulan Marcel sama Rena satu universitas ditambah lagi dengan satu kelas. Marcel termasuk anak yang cukup pintar dan kreativ dikelas. Tak jarang kawan satu kelas nya sering meminta bantuan kepada marcel untuk mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
            Bell pun berbunyi, itu pertanda mata kuliah pun selesai untuk hari ini, ia pun segera keluar dari kelas dan segera mengayunkan sepedanya untuk pulang kerumah. Karena ia mengingat dirinya kos dirumah pak simon ia pun tak lupa pekerjaan rutinitasnya tidak boleh ia lalaikan karena perjanjian diawal yang ia sepakati bersama pak simon. Berbeda dengan kawan-kawanya satu kelasnya yang bisa nongkrong sehabis mata kuliah habis.
            Sesampai dirumah ia pun langsung mengganti bajunya dan makan sejenak, sehabis itu ia pun keliling mengantar galon galon langganan pak simon…karena ketekunan nya pak simon pun merasa senang dengan melihat kegigihan marcel dalam bekerja. bahkan pak simon pun sudah mengangap marcel sebagai anak lelakinya.
            Makan malam pun tiba, Pak  Simon,  Rena bahkan Marcel  pun diajak satu meja dengan. Keluarga mereka. Pak simon pun berkata kepada Marcel “Pak Simon, Marcel?” “Marcel, saya pak”. dengan nada lembut marcel pun menjawab. Simon”besok kalok mau pergi kuliah, bersama Rena aja naik mobil, biar cepat sampainya jadi sepedamu itu tinggalkan aja disini, kan ngak capek capek kamunya dan ngak keringatan sampai dikampus, Gimana?”. Mendengar hal itu marcel pun merasa senang dengan ucapan pak simon itu. Berbeda dengan rena, ia pun tidak senang dengan ucapan ayahnya itu, dia pun langsung seketika meninggalkan meja makan. Dan pak simon pun menggelengkan kepalanya.
            Pagi harinya Rena pun menunggu Marcel didepan rumah, dengan wajah kesalnya ia pun terpaksa sama pergi kekampus bersama marcel dengan mobil pribadinya itu. Marcel yang duduk didepan pun diam saja tak sepatah kata pun ia berani ungkapkan kepada rena. Mengingat ia tahu kalok ia tak suka kepada dirinya.
            Sesampainya di kampus ia pun langsung  ditertawai teman-teman satu kelasnya kalok yang dibawanya adalah bukan siapa siapanya melainkan adalah suruhan antar galon air milik pribadinya. Ia pun makin kesal dengan Marcel dan bertambah benci kepadanya. Bahkan rena pun semakin hari semakin merajarela kelakuanya kepada marcel. Bahkan disuruhnya mengerjai tugas yang diberikan dosen dari kampus dan lebih parahnya lagi marcel pun disangka mengambil uang saku jajanya. Mulai dari kejadian itu marcel pun dijauhi kawan kawannya bahkan beredar disatu kampus itu marcel di katakan sebagai pelaku mengambil uang saku rena, karena ketiadakadaan uangnya membayar uang kuliah, dan kesulitan mendapat uang tambahan, ia rela mengambil uang dari Anak pak simon. Itulah berita yang tersebar di kampus. Marcel pun merasa sedih mendengar tuduhan yang dilimpahkan rena kepadanya, kawan satu kelasnya bahkan satu Universitas mengetahui kejadian itu, karena ketidak sukaan rena tinggal dirumahnya. Dan ahirnya rena pun merasa senang dengan kejadinya itu kekesalan yang selama ini dia pendam terpuaskan.
            Dengan sampainya berita ini kepada pak simon, ia pun merasa kecewa dengan kelakuan Marcel. Tapi melihat marcel di pojokkan terus oleh rena kalok dia menyuruh bapaknya mengusir dari rumah itu, kalok perlu ngak usah dibiayai uang kuliahnya ia pun merasa tidak enak kepada marcel karena berkatnya usaha galonya bertambah maju. Pak simon pun diam saja ia pun tak enak dengan marcel. Ia pun tetap menyuruhnya tinggal dirumahnya sampai tamat kuliahnya dulu.  Dan malam pun tiba, marcel yang merenung dan semakin sedih atas  kajadian yang menimpanya. Apalagi ia mengetahui satu kampusnya tau dia sebagai pengambil uang rena.
            Sesampainya dikampus di pagi harinya ia pun semakin dipermalukan oleh rena dan teman sekelasnya, mendengar cacian demi cacian yang didengarnya ia pun langsung lari dari dalam kelas dan langsung pulang kerumah. Sesampainya dirumah ia pun menulis surat buat Pak Simon  dan Rena.
Untuk pak simon…..
terima kasih banyak pak.
Terima kasih atas segala yang bapak berikan kepada marcel
Mulai dari tempat tinggal, uang kuliah Marcel bapak yang bayar
Sampai Marcel di anggap sebagai anak bapak
Itu adalah sebuah anugerah yang sangat luar biasa bagi marcel
Karena tanpa Pak Simon mungkin marcel tidak bisa mengenal bangku kuliah
Tidak  bisa mengenal mana kawan mana lawan
Mugkin tidak bisa saya balas sepenuhnya kebaik budian bapak
melihat keadaa saya Yang serba kurang…
mungkin Allah Swt lah yang bisa membalasnya pak.
atas kebaikan bapak”
                                    #Salam dari Marcel…..
            Kemudian Marcel pun meletakkan surat di atas meja tv untuk pak simon, dan surat untuk Rena pun Ia selipkan dibuku dearinya.
            Mengingat galon langganan pun sudah banyak menumpuk, pak simon menunggu kedatangan Marcel terus..dan beberapa jam datang lah rena dan pak simon pun menanyai kemana marcel kok tak kunjung datang jua tanya pak simon kepadanya putrinya itu. Rena pun menjawab kalok Marcel hari ini ngak masuk kuliah hari ini. Mendengar hal itu pak simon pun terkejut ia pun mulai merasa was-was mengingat hal kejadian yang menimpanya beberapa waktu yang lalu. Ia pun terus menunggu didepan rumahnya dan terus menelpon marcel.. tapi tak kunjung juga ada kabar.
            Tiba tiba putrinya rena memangil bapaknya kalok ia menemukan surat untuk pak simon.
Pak simon pun membaca surat yang ia tulis itu, pak simon merasa sedih dan merasa bersalah kepada marcel. Tidak dengan rena ia bahkan merasa gembira dan semakin nyaman karena tidak ada lagi yang memantau kegiatan nya sehari hari dan mengawasi apalagi mendengar nasehat-nasehat dari marcel.
            Hari demi hari pun di jalani Rena dengan keseharianya seperti biasanya, kumpul bersama teman teman dengan satu kelasnya. Karena malam ia pun pamit untuk pulang sesampainya dirumah ia pun merasa ada yang kurang baginya…tapi apa ya pikirnya.. tapi ia pun menghiraukanya. Sesampainya di kamar ia pun teringat lagi bahwa ia merasa ada yang kurang dan merasa sangat sepi. Biasa nya kalok malam Marcel yang buka pintu dan marcel yang ngerjai tugas kuliahnya. Ia pun teringat dengan hal itu, ia mulai merasa kesepian tanpa adanya marcel walaupun dulunya ia sering memarahi, bahkan ngak suka denganya. Kemudian ia pun mengambil buku dearinya unuk menulis kemudian ada sebuah kertas yang jatuh.   Dan ternyata surat itu dari Marcel. Begitu dia tau surat itu dari marcel ia pun membuangnya langsung ketempat sampah yang ada di kamar tidurnya. dan tanpa sadar rena pun langsung tidur pulas sambil memegang buku dearinya…
            Pagi harinya seperti biasanya rena pun berangkat kuliah sambil berpamitan kepada bapaknya. Ditengah perjalanan ia pun terkena macet dilampu merah, dan tanpa segaja ia pun melihat marcel yang sedang jualan koran dan air minum. Melihat itu rena pun tersontak kaget. Dan suara klakson pun dari belakang bunyi pertanda lampu hijau sudah menyala. Kemudian rena pun langsung pergi melihat jam masuk kuliah akan beberapa menit lagi. Sesampainya dirumah dia menceritakan kepada bapaknya kalok Marcel ada dilampu merah didekat rumahnya yang sedang berjualan koran dan minuman aqua botol. Mendengar hal itu rena dan pak simon kembali lewat jalan itu untuk menemui Marcel tapi tak kunjung tiba. Dan mereka pun segera kembali kerumah karena sudah kelelelahan terutama pak simon yang sudah menua. Berbeda dengan rena ia  bahkan penasaean dengan surat dari marcel yang ia buang waktu itu, ia pun membongkar keranjang sampah kecilnya yang ada dikamarnya dan ia pun menemukanya. Dan ia pun duduk diatas kasur dan perlahan membuka surat yang ditulis marcel untuknya.
Untuk Non Rena
Mungkin saya ada salah sama non rena
Mungkin saya ada kekeliruan dalam keseharian non rena
Tapi apa pernah non rena mengungkapkanya kepada saya
Saya rasa tidak pernah..
Mungkin benci non tidak suka dengan kehadiran saya dirumah ini
Mungkin telah mengusik kedamaian keluarga non
Maka dari surat saya ini saya tuliskan
Isi hati saya kepada non Rena
Terima kasih…
Terima kasih atas melihat saya hancur
Telah terwujudnya impian non Rena
            Tapi tidak dengan hati saya non
            Saya tidak akan pernah dendam dan benci kepada non Rena
            Walaupun telah menghancurkan masa depan saya
            Karena kalok bukan tanpa non rena dan Pak simon
            Mungkin saya bukan siapa siapa.
 #I love you…non rena
Dan rena pun sambil menangis sambil membaca surat yang ditulis oleh marcel dan menyesal yang tidak pernah suka terhadap marcel apalagi sudah menuduh nya mengambil uang sakunya. Dan setelah selesainya dibaca surat itu, ia pun segera bergegas mencari marcel ditempat yang pernah ia lihat dulu. Hal serupa juga tak kunjung juga berhasil.
Singkat cerita pas hari selasa rena bersama ayahnya mau menempah surat undangan wisudanya, ia pun melihat marcel yang sedang berjalan menuju lampu merah. Dan rena pun langsung keluar dan mengitu kemana perginya Marcel.
Rena pun mengikuti marcel sampai dikostnya. Rena pun mengetahui keberadaan marcel yang masuk kekostnya. Keesokan harinya Rena penasaran dengan keberadaan Marcel ia pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar kost milik marcel. Setelah mengetahui marcel pergi menjajakan jualanya Rena pun masuk untuk mengetahui seberapa besar kamar miliknya itu. Rena pun masuk, dan melihat keadaan tempat nya yang beriskian 2 pasang baju dan  2 pasang celana dan beralaskan bambu tempat tidurnya. Rena pun menangis melihat keaadaan Marcel ia tidak sanggup melihat Marcel dalam kesusahan. Ia pun pergi dan menceritakan kejadian itu kepada ayahnya.
Dan setelah kejadian itu Rena dan Pak Simon pun pergi  untuk menempahkan undangan Wisuda anaknya, tertulis dalam undangan itu ada satu nama Marcel dan ketepatan hari itu hari selasa Rena pun Kembali melihat Marcel di lampu merah yang sedang menjajakan jualanya, Rena sambil memegang undangan untuk marcel keluar dari mobilnya  dan memanggil suara Marcel…..dengan nada berteriak. Melihat ada rena, marcel pun langsung lari pontang panting, tak mau lagi kehilangan jejak rena terus mengejar marcel… dan memanggil nama marcel..tiba tiba  dari kejauhan datang seorang mobil…yang mau menabrak Rena, melihat ada suara mobil Marcel langsung berhenti. Agar Rena tidak kena tabrak ia langsung mengejar balik rena dan mendorong/Menolak rena ke trotoar jalan dan ahirnya Marcel yang kena tabrak .Melihat hal itu Rena pun langsung Berteriak…Mar…cceel. Sambil memeluk Marcel yang bercucuran darah yang keluar dari hidung dan kepalanya. Dan kemudian segera dibawa kerumah sakit..setelah kejadian itu Pak simon ingin berniat ingin mengawinkan Anaknya Rena dan Marcel.
            Singkat cerita sepulangnya dari rumah sakit marcel pun ikut bersama pak simon dan marcel setelah beberapa hari dirumah pak simon ia pun ikut atas wisuda putrinya. Dan setelah itu pak simon pun merestui hubungan mereka begitu juga dengan Marcel dan Rena menyambut baik harapan Pak simon. dan ketepatan Jumat 19 Februari 2015 mereka melangsungkan pernikahan mereka. Marcel dan Rena pun hidup  bahagia mereka memiliki 2 orang anak 1 putra dan 1 putri yaitu, Roka dan Rika, begitu juga dengan pak simon yang hidup bahagia yang tinggal bersama anak dan cucunya. Ia pun menyerahkan kepada anak dan cucunya warisan yang ia punya.


TAMAT
            #karya : Pebri pratama bancin




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pejuang Dari Tanah Pakpak

                                                         Oleh : Pebri Pratama Bancin Di sebuah desa tinggal lah sebuah keluarga ...